Terang Tanah


Ini adalah kota yang jarang tidur mungkin efek dari penyakit dalam yang lama sudah ia derita.
Banyak ketidakseimbangan dalam tubuh si kota.
Ada yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk agama.
"Hati-hati, nanti Tuhan cemburu...".
Sedang di dekat sana ada orang tertidur dengan botol haram di tangan. Mungkin dia lupa bahwa tak ada yang namanya 'mati selamanya'.
Belum juga terang tanah Jakarta perlahan kami terjaga menepis nyenyak tadi malam.
Terang tanah kami saling bertarung bahkan ada yang makan daging saudaranya sendiri.
Silau tanah kami beristirahat sejenak, basuh wajah dinginkan hati, karena di luar panas sekali.
Remang tanah ramai-ramai kami pulang, sukacita berangkulan.
Gelap tanah, ternyata ada yang masih di jalan karena di kota ini jarak seakan tak berarti.
Gulita tanah, tak ada lagi yang perlu diperbincangkan.
Sebaiknya kami tidur saja karena esok tanah terang lagi.

Komentar

Postingan Populer